Tuesday, October 21, 2014


Jazakumulloh ikhwah fillah terlebih para asatidz. Mereka yang telah berjasa dalam memberika pengajaran tentang cahaya terang kepada umat diperadaban ini. Memancarakan ketegasan sikap diatas keyakinan yang kuat. Syaikhul Tarbiyah Ustd Rahmat Abdullah memberika pengajaran kepada khalayak. “Alangkah mudahnya mengekar huruf-huruf sejarah. Alangkah panjangnya menenpuh jalan, jurang, ngarai, tebing dan pendakian sejarah yang harus dilalui. Yang ini menengok sekejap ke masa lalu dan yang itu memandang jauh ke depan, seraya menguatkan azam megasah akal”.

Yakin lah dahulu umat ini punya kisah emasnya. Menguasai sepertiga dari belahan bumi ini. Sejarah emas yang tak pernah terhapus dari tinta sejarawan yang tsiqoh di jalannya, tinta para Ulama yang menggambarkan betapa masa pemerintahan Khalifah Umar ibn Abdul Aziz membuka mata peradaban, betapa tak butuhnya Umat ini dengan harta, sangking kayanya iman dan bergelimpahan harta maka tak ada orang yang mau menerima Zakat. Konon sang zakat diberikan ke non-Muslim dibelahan bumi Ethiopia sana. Kini sejarah emas itu masih tetap mengharum di Abad 21 ini.

Produk sejarah Islam tak pernah kehabisan stoknya, seharusnya kita takjub pada kitab pedoman Islam. Ber abad-abad yang lalu di turunkan, tapi masih tetap terjaga sampai sekarang. Tak ada tangan makhluk pun yang dapat merubahnya. Sampai sekarang masih sama seperti yang dulu ia awali dari surat yang berjumlah 114, pembuka surat yakni Al-Fatihah dan di akhiri dengan surat An-Nas. Jumlah ayatnya menurut pendapat Ulama Mekah ialah 6219 ayat, menurut Ulama Kufah berjumlah 6236, menurut Ulama Basra berjumlah 6204 ayat dan menurut pendapat Ulama Syam berjumlah 6226 atau 6225 ayat. Ada beberapa perbedaan pendapat ini disebabkan adanya perbedaaan beberapa waqaf (tempat berhenti). Jumlah kata dalam Al Quran menurut pendapat Atha’ ibn Yasar 77,439, sedangkan hurufnya sebagaimana yang diriwayatkan oleh Salam Abu Muhammad al-Hamamani sebanyak 340.740 huruf.

Keterjagaan sejarah peradaban Islam membuat kita tak bisa lagi membantahnya. Beribu-ribu otak merekamnya, sampai detil dan tanda huruf baca. Keagungannya saat ini masih terasa bagi bibir mereka yang langganan setiap harinya. Tak kan tertandingi karena yang tak tahu artinya pun bisa menghafal banyak baginya tanpa cela. Yang menjadi penasehat pribadi, sarana curahkan isi hati, berbincang mesra pada Khaliq-Nya, dan mengambil semangat daya jiwa. Ia Al Quran menjadi nutrisi bagi tubuh manapun yang lunglai. Menjadi syifa untuk yang sakit, menjadi Oase di tengah gersangnya perjalanan. Usman ibn Affan mengatakan “seandainya ada iman di dalam diri, maka ia tidak akan pernah bosan membaca Al Quran”.

 Al Quran diturunkan dengan metode pengajaran terbaik yang pernah ada, tak cukup agung menggambarkannya. Diturunkan kepada orang yang bermental pengalaman, secara berangsur-angsur, perlahan dan teratur. Disesuaikan dengan kejadian, selama 22 tahun, 2 bulan, 12 hari menurut pendapat yang paling kuat.

“Dan Al Quran itu Kami turunkan secara berangsur-angsur, agar kamu membacanya perlahan-lahan kepada manusia. Dan kami menurunkannya bagian demi bagian” (Al Isra’ 106).
Ini bukan perkataan manusia karena ia mengandung makna dengan standar bahasa Arab yang jelas, segala salinan dan terjemahan dapat di koreksi. Terjamin ke-Oriannya.
“dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Rabb Semesta Alam. Dan di bawa turun oleh Ar Ruh Al Amin –Jibril- ke dalam hatimu –Muhammad- agar kamu menjadi salah satu di antara para pemberi peringatan. Dengan bahasa Arab yang jelas” (Asy Syu’ara 192-195).

Sekiranya masih tetap saja ada yang meragukan sebagai bukti, Alloh berkehendak menurukannya kepada seorang yang ummi (tak mengerti baca tulis). Membuka cakrawala pembacanya tentang wajah Islam yang Syamil, jauh dari paradoks seperti kitab ‘suci’ yang lain. Pembesar Quraisy bahkan ia disebut Cendikiawan besar Quraisy, Al Walid ibn Almughirah, seorang yang paling tahu kebenaran Al Quran, namun ia juga yang mendustakan pernah megatakan “sungguh Al Quran ini mengandung kenikmatan dan keindahan. Bagian atas mengulurkan buah dan bagian bawah memberi kesuburan... ini bukan perkataan manusia!”. Bahkan banyak yang kita tahu dari sejarah peradaban, bahwa ketika Al Quran di bacakan dihadapan para pembesar-pembesar, bahkan raja dan kaisar mereka jatuh, tersentak dan menangis karena kebenaran yang disertakan oleh Al Quran.

“Alloh telah menurunkan perkataan yang paling baik, Al Quran yang serupa (kualitas Ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang. Gemetar karnanya kulit orang-orang yang takut kepada Rabbnya, kemudian tenang kulit dan hati mereka waktu mengingat Alloh...” (Az Zumar 23).

Ada jutaan lisan yang melafalkannya tiap hari. Ia bisa diselesaikan lengkap 30 juz dalam satu raka’at sholat malam seperti yang dilakukan Tamim ibn Aus Ad Dariy. Atau seperti Imam Asy-Syafi’i yang menghatamkan dua kali sehari dalam Ramadhannya atau kita mengenalnya 60 kali katam pada bulan Ramadhan. Para generasi Salaf mereka adalah orang orang yang mengetahui betapa berharganya Al Quran. Al Imam Muhammad ibn Ismail Al-Bukhari menghatamkan Al Quran pada siang bulan Ramadhan setiap harinya dan setelah melakukan sholat tarawih beliau menghatamkan setiap tiga malam sekali. Al Imam Sufyan Ats-Tsauri jika datang bulan Ramadhan beliau meninggalkan manusia dan mengkonsentrasikan diri untuk membaca Al Quran. Ia bisa selesai dalam satu hari seperti Salaful ummah melalui hari-hari Ramadhannya. Tiga hari, tujuh hari, sepuluh hari, dan sebulan adalah jenjang-jenjang yang lebih mulia untuk waktu pengkhtaman berikut.
“dan sungguh, telah kami mudahkan Al Quran untuk pengingat, maka adakah orang yang mau mengambil pelajarannya?” (Al Qomar 32)

Baik lah ikhwah fillah, atas nikmat-Nya kita kenal Islam, kenal Al Quran. Sungguh tak cukup rasanya membeberkan apa saja yang telah Alloh beri nikmat ke makhluk yang fakir ilmu ini. Bahkan dengan mengucap ‘Alhamdulillah’ seumur hidup pun masih jauh dari keberlimpahan Rahmat yang Alloh karuniakan. Semoga kita bisa menjadi sahabat yang hari-harinya selalu mengingatkan. Smoga bisa jadi nutrisi bagi kita yang perduli...

ditulis oleh: Andi Wirman Moeslem (Anggota Humas Rois Feb Unila)

0 comments:

Post a Comment

Ingat waktu

Categories

Comments

Pages

Selamat Anda Pengunjung ke

Popular Posts

Hikmah Bersaudara

facebook