Sunday, November 30, 2014

Semoga bermnfaat, baca smpe selesai ya...
Kisah Aisyah ini terjadi pada hari Senin (15/9/14) di kota Medan, sebelum dia pergi ke masjid untuk mengisi kajian ibu-ibu dekat rumah, dia menyempatkan untuk mampir dulu ke rumah sepupu karena ingin mengambil kitab Fiqih Sunnah yang beberapa hari lalu dipinjamkan kepada sepupunya karena Aisyah akan membawanya ke pengajian.
Ternyata di rumah sepupunya sedang ada tamu yang penampilannya sangat islami, Kemudian Aisyah bertanya kepada sepupunya
Siapa mereka?
Sepupunya menjawab: Mereka itu temanku sewaktu SMA.
Kemudian Aisyah memuji penampilan mereka yang sangat islami,
dia berkata: nah begitu dong kamu seharusnya, pakai pakaian yang tertutup (jilbab besar).
Sepupunya menimpali: Tapi pemahaman mereka beda dengan pemahamanmu yang kau ajarkan padaku Aisyah.
Aisyah pun bertanya: Memang bagaimana perbedaannya?
Sepupunya menjawab: Lebih baik kau bicara sendiri dengan mereka.
Aisyah menjawab: Tapi aku sedang ada pengajian.
Sepupunya berkata: Sebentar saja, setidaknya kau bisa mengetahui perbedaan pemahamanmu dengan mereka.
Baiklah kata Aisyah.
Kemudian Aisyah ikut duduk di ruang tamu dengan mereka dan mengucapkan salam.
Setelah ngobrol beberapa waktu, Aisyah sudah bisa memastikan bahwa mereka ini adalah wanita-wanita Syiah.
Lalu Aisyah beranikan diri untuk bertanya,: Kalian syiah?
Si tamu pun menjawab: Benar.
Aisyah berkata: Subhanallah, sungguh indah penampilan wanita-wanita Syiah..
Si tamu pun tertawa ringan dan berkata: Terima kasih tapi memang beginilah kami di ajarkan dan kami kemari pun dengan tujuan mengajak teman kami ini (sepupu Aisyah) untuk ikut dalam pengajian kami. Jika mbak Aisyah ingin ikut juga, mari sama-sama.
Aisyah menjawab: Aisyah tertarik sekali ukht, tapi Aisyah sekarang sedang ada keperluan. Bagaimana kalau nanti malam kalian sempatkan datang ke rumah Aisyah untuk mendakwahi Aisyah dan keluarga Aisyah tentang ajaran yang kalian anut, apa kalian punya waktu?
Si tamu pun berkata: Tentu, tentu kami akan datang.
Aisyah mengatakan: Alhamdulillah, nanti Husna (sepupunya) akan menemani kalian, rumah Aisyah dekat dari sini kok.
Kemudian Aisyah pamit, sepupunya mengantarkan ke depan pagar dan bertanya: Aku gak ngerti aisyah, untuk apa kami ke rumahmu?
Aisyah menjawab: Nanti kau akan tau Husna
Sepupunya membalas: Duh syah, jangan gitu, bilang aja..
Aisyah: Mereka sedang berniat untuk mensyiahkanmu Husna, sementara sudah pernah kukatakan bahwa Syiah itu jauh dari Islam.
Maka nanti malam in sya Allah kita yang akan mengembalikan pemahaman mereka ke pemahaman yang benar, in sya Allah.
Setelah selesai shalat Isya' beberapa menit kemudian datanglah mereka ke rumah Aisyah. Tapi Aisyah melihat mereka bersama seorang lelaki dan penampilannya juga luar biasa islaminya, berjubah putih dan imamah hitam.
Aisyah senyum saja dan sudah tau bahwa ini lah orang yang akan mereka andalkan dalam mendakwahi Aisyah sekeluarga.
Wanita-wanita itu memberi salam dan Aisyah menjawab salam mereka dengan senyum tapi Aisyah tidak langsung mempersilahkan mereka masuk rumah.
Aisyah berkata: afwan ukht, tunggu dulu, sebelum masuk rumah, Aisyah harus minta izin dulu pada mahram Aisyah, sebab kalian membawa seorang lelaki.
Mereka mengangguk saja dan tersenyum manis.
Aisyah bertanya pada abangnya: Bang, apakah laki-laki ini boleh masuk?
Abang Aisyah menjawab: Boleh.. biar abang yang menemani kalian.
Kemudian masuklah mereka semua, dan memperkenalkan laki-laki yang ada bersama mereka, ternyata benar bahwa laki-laki itu yang membimbing mereka dan yang mengisi dakwah di pengajian mereka.
Singkat cerita, setelah basa basi selama 3-4 menit maka dakwah mereka pun di mulai.
Salah seorang tamu tadi bertanya: Mbak Aisyah nama lengkapnya siapa?
Aisyah menjawab: Aisyah bintu Umar al Muhsin bin Abdul Rahman Salsabila, kenapa ya ukht?
Si tamu: Wow panjang juga ya hehe.. oh enggak hanya kami ingin memanggil mbak dengan nama yang lain, bagaimana jika kami panggil dengan Salsa saja?
Aisyah sudah menyadari bahwa mereka tidak akan suka dengan nama Aisyah, sebab serupa dengan nama istri Rasulullah, dan mereka sangat benci kepada ummul mukminin Aisyah.. na'udzu billah min dzalik
Aisyah pun tersemnyum dan berkata: Boleh juga, tapi boleh tau alasannya apa ya ukht?
Si tamu: Kami tidak menyukai nama itu sebab .......... (dia cerita cukup panjang dan intinya menjelek-njelekkan ummul mukminin Aisyah).
Tiba-tiba si laki-laki (ustadz Syiah) yang mereka ajak itu angkat suara.
Ustadz Syiah itu berkata: Aisyah itu adalah pendusta dan pezina, semoga Allah membakarnya di neraka.
Mendengar ucapan orang bodoh ini mata Aisyah spontan tertutup dan hati aisyah terasa bergetar.. kemudian Aisyah menundukkan kepala dan mengucap istighfar, dan memohon pada Allah agar dikuatkan mendengar fitnah keji dari mulut-mulut yang masih jahil, kemudian setelah tenang, Aisyah angkat kepala dan senyum pada mereka dan membuat situasi seolah-olah Aisyah tidak tau tentang hal itu.
Aisyah berkata: Masya Allah, benarkah begitu ustadz?
Ustadz Syiah menjawab: Benar, dialah penyebab wafatnya rasulullah, dia yang meracuni rasulullah hingga wafat.. semoga laknat selalu menyertainya.
Air mata aisyah menetes mendengar ucapan orang ini, dalam hatinya bagai tersayat-sayat.. seorang ibu dihina di depan anak-anaknya, rasanya ingin melemparkan gelas ini ke wajahnya. Aisyah pun melihat abangnya sudah mengenggam kedua tangannya dan menahan amarah. Namun sebelumnya Aisyah sudah mengiingatkan kepada abangnya bahwa diskusi ini tentu akan membuat hati panas.
Aisyah pun menimpali: Astaghfirullah, sehebat itukah fitnahnya?
Si tamu wanita menjawab: Kok fitnah mbak? itu nyatanya, nih kami bawa kitab tafsir Al Ayyasyi (kitab Syiah) didalamnya terdapat bukti, bahkan Abdullah bin Abbas mengatakan Aisyah adalah seorang pelacur, ini ada kitabnya.
Dia keluarkan kitab tapi Aisyah lupa nama kitabnya, ma'rifat rijal kalau Aisyah tidak salah ingat.
dan Aisyah melihat memang isinya benar seperti yang mereka ucapkan.
Singkat cerita, mereka terus menghina Aisyah dan para sahabat, sampai telinga ini seperti sudah bengkak.
Akhirnya Aisyah tidak tahan dan berkata pada mereka: Sebentar ustadz, Aisyah mau ambil kitab Syiah punya Aisyah, ada yang ingin Aisyah tanyakan mengenai isinya.
Ustadz Syiah menjawab: Silahkan.
Aisyah sudah siapkan satu soal yang akan menunjukkan jati diri mereka, apakah mereka orang yang cerdas atau cuma bisa ngomong besar.
Dan pertanyaan ini juga pernah ditanyakan oleh syaikh Adnan kepada seorang syaikh Syiah, tapi syaikh Syiah malah bingung menjawabnya.
Aisyah berkata sambil menyodorkan kitabnya: Nih dia kitabnya.
Ustadz Syiah: Oh saya juga punya itu, Al Ghaibah, kebetulan saya bawa hehe.
Aisyah berkata: Oh iya, kebetulan..
Si tamu wanita berkata: Hehe, Allah memudahkan urusan kita hari ini.
Aisyah tersenyum ringan melihat tingkah laku mereka.
Aisyah berkata: Begini ustadz, di dalam kitab ini disebutkan tentang beberapa wasiat rasul kepada imam ali, benarkah ini ustadz?
Ustadz Syiah: Halaman berapa?
Aisyah: 150 no 111
Ustadz Syiah: Sebentar saya lihat. Ya, benar, lalu apa yang ingin ditanyakan dari wasiat yg mulia ini?
Aisyah: Masih berlakukah wasiat ini ustadz?
Ustazd Syiah: Tentu, sampai hari kiamat.
Aisyah: Di dalam kitab ini rasul berwasiat
"Yaa 'Aliy anta washiyyi 'ala ahli baiti hayyihim wa mayyitihim wa 'ala nisa-i. fa man tsabbattuha laqiyatniy ghadan, wa man tholaqtuha fa ana bari’un minha".
Ustadz Syiah hanya bergumam
Aisyah: Benarkah ini ustadz?
Ustadz Syiah: Bagaimana kamu mengartikan kalimat wasiat itu.
Aisyah: Isi wasiat ini adalah
"wahai 'Ali engkau adalah washiy ahlul baitku (penjaga ahlul baitku) baik mereka yang masih hidup maupun yg sudah wafat, dan juga ISTRI-ISTRIKU. Siapa diantara mereka yang aku pertahankan, maka dia akan berjumpa denganku kelak. Dan barang siapa yang aku ceraikan, maka aku berlepas diri darinya, ia tidak akan melihatku dan aku tidak akan melihatnya di padang mahsyar."
Benarkah ini ustadz?
Ustadz Syiah: Benar ini wasiatnya.
Aisyah: Yang ingin saya tanyakan, apakah Aisyah istri Rasulullah itu pernah dicerai oleh Rasulullah?
Ustadz Syiah begumam dan berkata: Tidak..
Aisyah: Apakah Aisyah di pertahankan Rasulullah sampai Rasulullah wafat?
Ustadz Syiah: Ya benar.
Aisyah: Lalu kenapa tadi ustadz bilang Aisyah itu masuk neraka sedangkan dalam wasiat ini Aisyah tergolong orang yang masuk surga??
Ustadz Syiah: Bukan seperti itu maksud dari wasiat ini mbak Salsa.
Aisyah tersenyum melihat tingkah si ustadz dan Aisyah melirik kedua wanita syiah tadi yang mulai hilang senyumannya.
Aisyah: Entahlah ustadz tapi inilah isi dari kitab Syiah dan ini adalah wasiat dari Rasulullah, berarti wasiat ini tidak lagi dianggap oleh orang Syiah sendiri ya ustadz?
Ustadz Syiah: Oooh tidak begitu tapi,, tapi bukan begitu cara menafsirkannya.
Dan akhirnya dia menjelaskan tentang penafsirannya tapi sedikitpun tidak masuk akal bahkan kedua wanita syiah itu sendiri pun terlihat bingung mendengar penjelasan si Ustadz Syiah.
Abang Aisyah pun berkata: Ustadz, saya tidak faham dengan penjelasan antum, mohon diulangi ustadz.
Ustadz Syiah tersebut mulai gelisah.
Ustadz Syiah: Begini, intinya hadits wasiat ini dinilai oleh ahli ilmu hadits Syiah dan tentunya berdasarkan ilmu hadits Syiah adalah lemah sekali bahkan sampai derajat palsu.
Aisyah berkata dalam hati: Wah ini ustadz mulai aneh. tadi katanya wasiat ini masih berlaku sampai hari kiamat, sekarang menyatakannya sebagai hadits palsu.
Aisyah diam beberapa saat memikirkan bagaimana cara membuat orang ini terdiam dan malu karena pendapatnya sendiri.
Aisyah: Sudah-sudah, cukup, mungkin ini terlalu rumit pertanyaannya, nih ada pertanyaan lagi ustadz.
Seperti yang pernah saya dengar bahwa Syiah menganggap bahwa Ali lah yg seharusnya menjadi khalifah setelah wafatnya Rasulullah, apakah benar?
Ustadz Syiah: Ya benar sekali, tapi Abu Bakar rakus akan kekuasaan sampai-sampai dia berbuat kezaliman dan makar yang besar, diikuti pula oleh Umar dan Utsman.
Aisyah: Apakah ada dalil yang menunjukkan Ali sebagai orang yang dipilih Rasul menjadi khalifah sesudah wafatnya beliau?
Ustadz Syiah: Tentu ada, hadits Ghadir Khum , ketika Nabi sedang menunaikan haji wada' disertai beberapa orang sahabat besar, Nabi berkata kepada Buraidah: "Hai Buraidah barangsiapa menganggap aku sebagai pemimpinnya, maka terimalah Ali sebagai pemimpin..”
Aisyah: Ustadz, kalau saya tidak mengamalkan dan sengaja menolak apa yang diperintahkan Nabi, kira-kira apa hukuman buat saya ustadz?
Ustadz Syiah: Mbak Salsabila bisa dihukumi kafir karena mendustakan Nabi.
Aisyah: Astaghfirullah, berarti imam Ali pun telah kafir dalam hal ini ustadz, sebab dia tidak mengindahkan perintah Nabi, jika memang ini dalil yang menunjukkan Ali sebagai khalifah, bahkan imam Ali membai'at Abu Bakar, maka Abu Bakar pun di hukumi kafir, begitu juga Umar, dan semua sahabat yang menyaksikan ketika itu semuanya kafir, sebab yang menjadi pesan Rasul adalah man kuntu maulahu fa 'Aliyyun maulahu, siapa menganggap aku sebagai pemimpinnya, maka terimalah Ali sebagai pemimpin.
Benarkah begitu ustadz? Atau haditsnya palsu juga?
Ustadz Syiah: Hmmmm.. Haditsnya shahih.. tapi bukan begitu juga maksudnya.
Aisyah: Tapi tunggu ustadz, sebelum ustadz jelaskan maksudnya saya pengen tanya lagi biar kelar. Apakah setelah imam Ali yang akan menjadi khalifah adalah anaknya Al Hasan?
Ustadz Syiah: Ya benar sekali, tidak bisa dipungkiri.
Aisyah: Ada dalilnya? Shahih apa tidak?
Ustadz: Ada, shahih jiddan (sekali).
Aisyah: Bagaimana bunyinya?
Ustadz Syiah: Wahai Ali engkau adalah khalifahku untuk umatku sepeninggalku, maka jika telah dekat kewafatanmu maka serahkanlah kepada anakku Al Hasan,,
hadits ini cukup panjang menjelaskan tentang 12 imam.
Aisyah: Ustadz coba lihat kembali kitab Al Ghaibah yang berisi tentang wasiat Rasul tadi. Tidakkah isinya sama dengan yg baru saja ustadz sebutkan?
Ustadz Syiah: Sebentar.. oh iya sama.
Aisyah: Bukankah tadi saat kita membahas tentang keberadaan Aisyah di sorga, ustadz katakan hadits ini palsu?, tapi sekarang saat membahas tentang dalil kekhalifahan Ali dan Hasan malah ustadz berbalik mengatakan hadits ini shahih jiddan???
Ustadz Syiah pun diam seribu bahasa. Aisyah melihat raut ustadz berubah dari biasanya, mau senyum tapi tanggung, mau pulang tapi malu.
Aisyah: Ustadz, saya pernah dengar dari teman-teman saya bahwa Syiah itu suka bertaqiyah. Apakah ini bagian dari taqiyah itu?
Abang Aisyah: Hahahaha.. ustadz, akuilah bahwa Aisyah radhiyallahu 'anha adalah penghuni surga, Abu bakar adalah khalifah pertama, Umar kedua, Utsman ketiga,dan Ali keempat,
kita semua mencintai ahlul bait ustadz, Ali juga setia kepada kepemimpinan Abu bakar, Umar dan Utsman. Dan Ali sangat mencintai ketiga sahabatnya, bahkan sampai-sampai nama anak-anak Ali dari istrinya yang lain (selain Fathimah) diberi nama Abu Bakar, Umar & Utsman ... Apakah ustadz mau menafikan itu semua?
Ustadz Syiah: Hmmmmm.. sebaiknya kami pulang saja.
Aisyah: Tunggu ustadz, ustadz belum menjawab pertanyaan kami.
Ustadz Syiah: Sepertinya kalian sudah tau semua.
Aisyah: Oh berarti ustadz mengakui kebenaran ini?
Ustadz Syiah: Allahu a'lam, saya permisi dulu.
Husna (sepupu Aisyah): Bagaimana dengan kalian(kedua wanita syiah)?
Salah satu dari wanita Syiah angkat bicara: "Saya akan kembali lagi besok kesini dan saya harap Husna mau menemani saya"
Ustadz Syiah: Baiklah kalau begitu kalian tinggal disini dan saya pamit.
Wassalamu 'alaikum..
Kami: Wa'alaikumussalam warahmatullah.
Selesai. (iz)
Sumber: Status FB Aisyah Salsabila

Monday, November 17, 2014

Semangat para pemuda Indonesia dalam memajukan Pasar Modal Indonesia, serta dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan informasi yang benar dan tepat tentang investasi, Rois Feb Unila bekerjasama dengan PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) mengadakan sosialisasi dan edukasi Pasar Modal kepada masyarakat. Sekolah pasar modal yang di angkat oleh Rois Feb Unila adalah Sekolah Pasar Modal Syariah.

Mengingat pemahaman masyarakat tentang pasar modal syariah saat ini masih belum merata dan masih banyak yang belum memahami bagaimana cara berinvestasi di pasar modal syariah, maka PT. BEI menyelenggarakan Sekolah Pasar Modal Syariah (SPMS) yang diharapkan dapat menampung, merangsang, dan mengarahkan animo masyarakat yang berminat untuk menekuni pasar modal syariah level 1 sebagai media investasinya. Acara sekolah pasar modal syariah bertema “Peran dan Tantangan Pasar Modal & Ekonomi Syariah dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015” ini berlangsung di Auditorium Perpustakaan Universitas Lampung, Senin (17/11)

Acara yang diikuti oleh mahasiswa dari berbagai kampus di Sumatera Bagian Selatan ini dibuka langsung oleh Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si selaku Dekan FEB Unila yang dimulai pukul 08.00 hingga 15.00 WIB. Sekolah Pasar Modal Syariah Level 1 menghadirkan pembicara, Doddy Prasetya Ardhana, S.E., M.M bagian unit edukasi pasar modal syariah yang menyampaikan materi tentang pengenal pasar modal syariah di Indonesia. Selain itu menghadirkan hadir pula, Dr. Yulizar D Sanrego perwakilan dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia yang menyampaikan materi tentang prinsip dasar fikih muamalah.

Yulizar sangat menekankan pentingnya transaksi di dalam kehidupan menggunakan prinsip syariah agar hidup semakin bernilai berkah. Hal ini terbukti bahwa ekonomi syariah sangat cocok digunakan oleh berbagai masyarakat dari berbagai golongan.  Dalam penyampaiannya, Yulizar D Sanrego Inggris yang mayoritas masyarakat non muslim memiliki institusi syariah terbanyak di dunia. Bahkan, Inggris menjadi pusat ekonomi syariah di Eropa.

Ketua Rois FEB Unila Singgih Syamsuri, mengatakan Sekolah Pasar Modal Syariah Level 1 merupakan serangkaian kegiatan Rapat Kerja Regional (RAKEREG) Se-Sumatera Bagian Selatan (Se-Subagsel) dari Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) Forum Studi Ekonomi Islam.

Pada dua hari sebelumnya juga, Sabtu dan Minggu telah dilaksanakan rapat kerja Regional dan field trip yang di ikuti mahasiswa dari lampung khusunya mahasiswa Universitas Lampung, dan juga diikuti oleh mahasiswa Bengkulu dan Sumatera Selatan Acara rapat kerja regional merupakan acara rutin setiap tahunnya bertempat di salah satu instansi atau universitas-universitas yang ada di sumatera bagian selatan, acara rutin ini di gagas oleh Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam. Ketua Umum Rois Feb Unila, Singgih Samsuri mengatakan “Kita harus berusaha untuk menegakkan ekonomi syariah di Indonesia. 

(Khoiruddin)

Saturday, November 15, 2014

Agenda yang disiapkan selama satu bulan yang lalu, RAKEREG Rapat Kerja Regional FoSSEI se-SUBAGSEL . RAKEREG pada Sabtu, 15 November 2014, dan akan dilaksanakan Field Trip pada esok hari, 16 November 2014. Dan juga akan ada Sekolah Pasar Modal Syariah (SPMS) di hari Senin, 17 November 2014.

Peserta Rapat Kerja yang diadakan di ICMI Islamic Centre berjalan dengan lancar sesuai yang diharapkan. Peserta RAKEREG berasal dari 3 Provinsi, Provinsi Bengkulu, Provinsi Sumatra Selatan dan Provinsi Lampung. Tiga Provinsi terdapat nama KSEI-KSEI (Kelompok Studi Ekonomi Islam)
, diantaranya:
1. KSEI Universitas Bengkulu
2. KSEI IAIN Bengkulu
3. KSEI STAIN Curup Bengkulu
4. KSEI UIN Raden Fattah Palembang
5. KSEI STAIN Metro
6. KSEI IAIN Raden Intan Lampung

Selain Rapat Kerja juga ada sesi diskusi dan tanya jawab serta presentasi dari masing-masing KSEI se-SUBAGSEL. Dan juga sesi yang terakhir ada foto bersama.
Mudah-mudahan Rapat Kerja yang sudah berlangsung mendapatkan keputusan yang mufakat dan menjadikan ajang silaturahim antara KSEI se-SUBAGSEL. Aamiin

Thursday, November 13, 2014

TERDAHSYAT dan TERBARU....
Departement Syiar Islam (SI) Rois Feb Unila dengan Bidang Kajian&Strategi (KASTRAT) Fspi Fisip Unila adakan kajian bereng.
Rabu, 19 November 2014
Pukul 15.45 WIB
Di lapangan FEB Unila 


Menghadirkan pemateri yang luar biasa, sesosok penulis yang luar biasa yang insya Allah menginspirasi dan bermanfaat bagi kita semua.

Ayo ikuti dan ramaikan.
Jangan sampai ketinggalan.
Ajak temen-teman yang lain.

Saturday, November 8, 2014


Assalamu'alaikum Wr.Wb

UKMF ROIS & BSO KSEI FoSEIL UNILA mempersembahkan:
Ini dia saatnya merubah dunia dengan mengikuti Sekolah Pasar Modal Syariah (SPMS) dengan pemateri yang sangat luar biasa, mendatangkan pakar-pakar investasi syariah. 
Ayo ikut !!!
Daftarkan diri anda dengan ketik:
NAMA_JURUSAN_ASAL INSTANSI
Kirim ke:
Ikhwan (0819 0636 6165)
Akhwat (0896 9580 4643)

HTM:
Untuk UMUM Rp15.000/peserta
Untuk MAHASISWA Rp10.000 /peserta
Dengan fasilitas: Ilmu bermanfaat, Lunch, Sertifikat snack dan Full AC.

NB: Batas pendaftaran Rabu 16 November 2014
Kurang paham bisa konfirmasi lebih lanjut ke CP yang sudah tertera. 

Wednesday, November 5, 2014

Setelah resmi diumumkan Ahad, 26 Agustus 2014, menteri-menteri kabinet Pres-Wapres Jokowi-Jusuf Kalla dan langsung dilantik pada Senin, 27 Oktober 2014. 

Berikut nama-nama menteri dalam kabinet Jokowi-JK:

1.    Menteri Sekretaris Negara: 

       Prof. Dr. Pratikno (Rektor UGM)
2.   Kepala Bappenas:
      Andrinof Chaniago (Ahli kebijakan publik dan anggaran)
3.  Menteri Kemaritiman:
      Indroyono Soesilo (Praktisi)
4.  Menko Politik Hukum dan Keamanan: 
     Tedjo Edy Purdjianto (Mantan KSAL)
5.   Menko Perekonomian:
      Sofyan Djalil (ahli ekonomi)
6.   Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: 
      Puan Maharani (PDIP)
7.   Menteri Perhubungan:
       Ignatius Jonan (Dirut PT KAI)
8.   Menteri Kelautan dan Perikanan: 
      Susi Pudjiastuti (Wirausahawati)
9.   Menteri Pariwisata:
       Arief Yahya (Profesional)
10. Menteri ESDM: 
      Sudirman Said
11. Menteri Dalam Negeri:
      Tjahjo Kumolo (PDI Perjuangan)
12. Menteri Luar Negeri:
       Retno Lestari Priansari Marsudi (Dubes RI di Belanda)
13. Menteri Pertahanan:
       Ryamizard Ryacudu (mantan KSAD)
14. Menteri Hukum dan Ham:
       Yasonna H.Laoly (PDI Perjuangan)
15. Menkominfo: 
       Rudi Antara (profesional)
16. Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: 
       Yuddy Chrisnandi (Nasdem)
17. Menteri Keuangan:
       Bambang Brodjonegoro (ekonom)
18. Menteri BUMN : 
       Rini M.Soemarno (mantan Ketua Tim Transisi/mantan menteri perindustrian)
19. Menteri Koperasi dan UMKM: 
       Puspayoga
20. Menteri Perindustrian: 
       Saleh Husin (Hanura)
21. Menteri Perdagangan:
       Rahmat Gobel (profesional)
22. Menteri Pertanian:
       Amran Sulaiman (praktisi)
23.  Menteri Ketenagakerjaan:
       Hanif Dhakiri (politisi)
24.  Menteri PU dan Perumahan Rakyat: 
        Basuki Hadimuljono (birokrat)
25.  Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan: 
        Siti Nurbaya (Nasdem)
26.  Menteri Agraria dan Tata Ruang: 
        Ferry Musyidan Baldan (Nasdem)
27. Menteri Agama: 
       Lukman Hakim Saifudin (PPP)
28.  Menterni Kesehatan:
        Nila F Moeloek (profesional)
29.  Menteri Sosial:
        Khofifah Indra Parawansa (tokoh Muslimah NU)
30.  Menteri Pemberdayaan Perempuan dan anak:   
        Yohanan Yambise
31.  Menteri Budaya Dikdasmen:
        Anies Baswedan (mantan Tim Transisi)
32.  Menristek dan Dikti:
       M.Nasir (Rektor Undip)
33.   Menpora:
       Imam Nahrawi (politisi)
34. Menteri PDT dan Transmigrasi: 
       Marwan Jafar (PKB)

Dikutip dari Blogger: Triska Damayanti


Tuesday, November 4, 2014

Inilah fase-fase sejak malam pertama masuk ke liang kubur hingga 25 tahun.
Malam Pertama - Di kuburan pembusukan dimulai pada daerah perut dan kemaluan. Subhanallah, perut dan kemaluan adalah dua hal terpenting yang anak cucu Adam ini saling bergulat dan menjaganya di dunia. Dua hajat, yang karenanya Allah azza wa jalla membuat manusia merugi di dunia akan membusuk pada malam pertamanya di kuburan. Setelah itu, mulailah jasad berubah warna menjadi hijau kehitaman. Setelah berbagai make up, dan alat-alat

Malam Kedua - Di kuburan, mulailah anggota-anggota tubuh membusuk seperti: limpa, hati, paru-paru dan lambung.

Hari Ketiga - Di kuburan, mulailah anggota-anggota tubuh itu mengeluatkan bau busuk tidak sedap.

Seminggu Setelahnya - Wajah mulai tampak membengkak, dua mata, kedua lisan dan pipi.

Setelah 10 hari - Tetap terjadi pembusukan pada kali ini pada anggota-anggota tubuh tersebut, perut, lambung, limpa..

Setelah 2 Minggu - Rambut mulai rontok

Setelah 15 Hari - Lalat hijau mulai bisa mencium bau busuk dari jarak 5 km, dan ulat-ulat pun mulai menutupi seluruh tubuhnya

Setelah 6 Bulan - Yang tersisa hanya rangka tulang saja.

Setelah 25 Tahun - Rangka tubuh ini akan berubah menjadi semacam biji, dan di dalam biji tersebut, kita akan menemukan satu tulang yang sangat kecil disebut ‘ajbudz dzanab (tulang ekor). Dari tulang inilah kita akan dibangkitkan oleh Allah azza wa jalla pada hari kiamat.

Inilah tubuh yang selama ini kita jaga. Inilah tubuh yang kita berbuat maksiat kepada Allah dengannya. Oleh karena itulah, jangan biarkan umur kita melewati jasad ini sia-sia, karena dia akan mendapatkan apa yang telah disebutkan. Mudah-mudahan kita yang senantiasa menjaga tubuh ini diberikan keselamatan dari penjagaan Allah dan dilindungi akan kejamnya siksa kubur kelak.
Aamiin Allahumma Aamiin

Di kutip dari inspirasi: Ustadz Yusuf Mansyur

Monday, November 3, 2014


Sore itu terik terasa, tak seperti biasa. Ternyata sang mentari masih istomah menyinari bumi dengan kehangatannya. Inilah dia perkumpulan orang-orang yang Insya Alloh dirindukan Malaikat para penghuni lagit dan ikan-ikan yang ada dilautan. Terpatri bahwa itu Lembaga Dakwah.

Seorang Ustad duduk di beranda mushola. Ya ustad Andre namanya atau biasa di panggil kak Andre. Mencoba membaringkan tubuhnya yang begitu letih dan mencoba mensyukuri kehangatan fajar yang mulai meredup. Seperti biasa dengan bahasa diamnya, tak banyak berkata. Sungguh diamnya sang Ustd membuat sejuata pertanyaan dan presepsi bagi khalayak ramai.

Dihampirinya kak Andre oleh salah seorang yang bernama Usup. Giat dalam berdakwahya membuat Aktivis lain terkagum dengannya. Memang Usup adalah anak yang memiliki Ghiroh (semangat)  dalam berdakwah, hampir seluruh hidupnya ia fokuskan dan nyeburkan langsung dalam Dakwah. Baginya dakwah segala-galanya. Ia cerdas, pandai, dan cekatan.
Usut punya usut ternyata Usup menyimpan unek2 dan pertanyaan yang menggelayut di fikirannya. Ia mulai kelelahan dalam mengarungi bahtera dakwahnya dan menyadari betul bahwah Usup semakin lama semakin letih karena kak Andre yang biasanya selalu membantunya dalam berdakwah, menyusun strategi dalam kegiatan, memberikan masukan dan nasehat, mulai tak nampak lagi.
Usup menyapa, ”kak saya dulu merasa bersemangat dalam berdakwah.  Tapi belakangan rasanya semakin hambar. Ukhuwah semakin kering. Kekompakan tak lagi terlihat. Dan bahkan ane melihat atum tak lagi seperti dulu kak”. Potong  Usup dikalimatnya “Tapi sebelumnya ane minta maaf dulu sama antum kak”.

“Ya lanjut aja akhi”. Jawabnya. “Belakangan ini ane melihat antum seperti tidak lagi perduli dengan dakwah kita ini. Ane sedikit kecewa dengan sikap antum yang semakin hari tak tampak dan diam seribu bahasa dan seolah seperti tak lagi mau tau atas apa yang telah di programkan dalam dakwah ini!?
Antum kemana aja?
jarang dateng suro?
gak pernah kumpul?
Kak andre terus diam dan mencoba terus menggali kecamuk dalam diri Usup. Ya tanpa sepatahkata pun hingga Usup pun terdiam. “lalu langkah apa yang antum inginkah?” sahut kak Andre.
“Ane ingin kita itu sama-sama lagi dalam berdakwah dan tak ada lagi program dakwah yang mandek dan tak terealisasikan”.

Kak Andre hanya diam saja. Tak tampak raut wajah terkejut atau wajah memberikan jawaban. Sorot matanya tetap sayu. Seakan membiarkan semuanya terjadi. Selang beberapa lama kak Andre angkat bicara dengan nada terputus-putusnya ia katakan “wasbir akhi (Sabar sudaraku), inilah dakwah dengan segala lika-likunya dan setiap marhalah (tingkatan) itu ada masalahnya”.
seakan tak memberikan jawaban Usup pun mencoba meninggalkan dengan kak Andre dengan raut kecewa.

Dalam ketidak tahuannya Usup, kak Andre mencoba membuat surat agar tabayunnya dapat memberi titik temu dan jawaban.
sampainya surat langsung di baca oleh si Usup.


Assalamualaikum akhi fillah...
semoga selalu dalam lindungan Alloh, tak lupa kita berdoa untuk langkah  dakwah ini agar selalu diRidhoi oleh sang Rabbul Izzati.

Maafkan daku akhi fillah Usup, ana tertegun. Sungguh masih terus menggantung rasa bersalah ana di hati, dan menjadi ganjalan dalam hati atas pertanya-pertanyaan atum dan kegelisahan antum atas sikapnya ana selama ini. Barakallah atas tegura atum terhadap ana. Artinya masih ada yang perduli dengan perjalanan dakwah ini.

Akhi fillah kenapa ana tidak menjawab saat antum bertanya diwaktu yang lalu, karena ana takut dalam memberikan jawaban nantinya kepada antum dapat memunculkan presepsi bahwa ana mengeluh dalam berdakwah ini. Karena sejatinya, lisan ini bisa membuat petaka yang kita tidak sangka-sangka. Ada pesan Rasulullah yang selalu terjaga dalam batin ini “kasrat kalam kasrat kizb” ya banyak berbicara itu akan banyak memunculkan kesalahan.

Akhi fillah bukan ana menghindar dari antum, tidak! sama sekali tidak!. Ana ingin mengutip sebuah kisah, barangkali ini dapat menjadi perbincangan awal kita dalam bertabayun. Tetapi sungguh ana katakan ‘jikalau tubuh ini mampu untukdibagi-bagi, maka ana akan lakukan agar tidak ada lagi amanah yang terzolimi’. Ya, ana tak mampu mengatakannya, maka ana menuliskan surat ini. Karena keterbatasan ekspresi ana tak dapat menjelaskan semuanya.

Dikisahkan ada seorang mad’u yang megeluh terhadap murabbinya di suatu malam yang sunyi, tepatnya ketika mereka melaksanakan mabit. Sang mad’u mengatakan di hadapan murabbinya “ana ingin berhenti saja, keluar dari Organisasi ini. Ana kecewa dengan beberapa ikhwah yang jika diberi amanah dalam berdakwah pada akhirnya kacau, segala yang ia lakukan menjadi beban. Selalu ana yang bergerak sendiri, Ana kan kiyadahnya di suruh kadang mala-malasan bahkan kadang membantah ucapan ana. Jika terus begini ana ingin sendiri saja”.

Sang murabbi termenungkembali, tidak tampak raut wajah terkejut dari roman wajahnya. Sorot matanya seakan terlihat tenang dan seakan jawaban itu memang sudah diketahui sejak awal.
“akhi, bila suatu waktu antum menaiki sebuah kapal dilaut lepas. Kapal itu ternyata sudah amat bobro. Kabinnya tak layak, layarnya sudah pada bolong, kayunya banyak yang keropos yang lebih dikejutkan lagi kapal tersebut berbau kotoran manusia. Lalu apa yang antum lakukan untuk sampai ke tempat tujuan diseberang sana?”. Tanya sang murabbi yang kiasan makna yang dalam.

Sang mad’u berfikir. Tak kuasa hatinya mendapat umpan balik sedemikian tajam dengan kiasan yang amat tepat. “apakah antum akan terjun ke laut dan berenang sendiri sampai ketujuan?”. Murabbi memberikan opsi.
“Bila antum terjun ke lautan sesaat antum merasa senang. Bebas dari bau kotoran manusia, merasakan kesegaran air laut, senang bermain dengan lumba-lumba. Tapi itu pun hanya sesaat, berapa kekuatan antum untuk berenang di lautan lepas hingga mencapai tujuan? Bagaimana bila ikan Hiu datang? Dari mana antum mendapatkan makan dan minum? Bila malam datang bagaimana antum mengatasi hawa dingin yang menusuk tubuh?” Berderet pertanyaan dihamparkan kepada sang mad’u.

Tak ayal. Tetesan itu jatuh juga dari sang mad’u, seperti goncangan jendela yang tak kuat lagi menahan kaca yang ingin lepas. Sang mad’u tersedu. Tak kuasa hatinya menahan kegundahan sedemikina. Kekecewaannya sudah kadung memuncak, namun sang murabbi yang dihormati justru tidak memberi jalan keluar yang sesuai dengan keinginannya.
“Akhi apakan antum masih merasa jalan dakwah adalah jalan yang paling utama dalam mencapai Mardotillah (Ridho Alloh)?” pertanyaan menohok ini menghujam di jiwa mad’u. Ia hanya mengangguk saja. “bagaiman jika mobil yang antum kendarai dalam sebuah perjalanan tiba-tiba mogok? Antum akan berjalan kaki meninggalkan mobil itu ditengah jalan, atau antum akan memperbaikinya? Pungkas pertanyaannya.
sang mad’u makin terdiam dalam sesenggukan tangisannya perlahan.

Tiba-tiba ia mengangkat tangannya, "Cukup ustadz, cukup. Ana sadar. Maafkan ana. Ana akan tetap istiqamah. Ana berdakwah bukan untuk mendapat medali kehormatan. Atau agar setiap kata-kata ana diperhatikan..."
"Biarlah yang lain dengan urusan pribadi masing-masing. Ana akan tetap berjalan dalam dakwah ini. Dan hanya Allah saja yang akan membahagiakan ana kelak dengan janji-janji-Nya. Biarlah segala kepedihan yang ana rasakan jadi pelebur dosa-dosa ana", sang mad'u berazzam di hadapan murabbi yang semakin dihormatinya.

Sang murabbi tersenyum. "Akhi, jama'ah ini adalah jama'ah manusia. Mereka adalah kumpulan insan yang punya banyak kelemahan. Tapi di balik kelemahan itu, masih amat banyak kebaikan yang mereka miliki. Mereka adalah pribadi-pribadi yang menyambut seruan Allah untuk berdakwah. Dengan begitu, mereka sedang berproses menjadi manusia terbaik pilihan Allah."
"Bila ada satu dua kelemahan dan kesalahan mereka, janganlah hal itu mendominasi perasaan antum. Sebagaimana Allah ta'ala menghapus dosa manusia dengan amal baik mereka, hapuslah kesalahan mereka di mata antum dengan kebaikan-kebaikan mereka terhadap dakwah selama ini. Karena di mata Allah, belum tentu antum lebih baik dari mereka."

"Futur, mundur, kecewa atau bahkan berpaling menjadi lawan bukanlah jalan yang masuk akal. Apabila setiap ketidak-sepakatan selalu disikapi dengan jalan itu, maka kapankah dakwah ini dapat berjalan dengan baik?" sambungnya panjang lebar.

"Kita bukan sekedar pengamat yang hanya bisa berkomentar. Atau hanya pandai menuding-nuding sebuah kesalahan. Kalau hanya itu, orang kafirpun bisa melakukannya. Tapi kita adalah da'i. Kita adalah khalifah. Kitalah yang diserahi amanat oleh Allah untuk membenahi masalah-masalah di muka bumi. Bukan hanya mengeksposnya, yang bisa jadi justru semakin memperuncing masalah."

"Jangan sampai, kita seperti menyiram bensin ke sebuah bara api. Bara yang tadinya kecil tak bernilai, bisa menjelma menjadi nyala api yang membakar apa saja. Termasuk kita sendiri!" Sang mad'u termenung merenungi setiap kalimat murabbinya. Azzamnya memang kembali menguat. Namun ada satu hal tetap bergelayut dihatinya.
Tapi bagimana ana bisa memperbaiki Organisasi ini dengan baik, sememtara ucapan ana jarang didengar, tak ada kekompakan? sebuah pertanyaan konstruktif akhirnya muncul juga.

“siapa bilang mereka, tak mendengarkan atum? Apa mereka meninggalkan antum? Atum di beri amanah kepada mereka sebagai kiyadah karena mereka tau kapasitas antum. Termasuk juga mereka memiliki kapasitas masing-masing. Namun tidak ada yang bisa menilai, bahwa yang satu lebih baik dari yang lain!" sahut sang murabbi. "Bekerjalah dengan ikhlas. Berilah taushiah dalam kebenaran, kesabaran dan kasih sayang kepada semua ikhwah yang terlibat dalam organisasi itu. Karena peringatan selalu berguna bagi orang beriman. Bila ada sebuah isyu atau gosip, tutuplah telinga antum dan bertaubatlah. Singkirkan segala ghil (dengki, benci, iri hati) antum terhadap saudara antum sendiri. Dengan itulah, Bilal yang mantan budak hina menemui kemuliaannya." Suasana dialog itu mulai mencair.


Akhi fillah Usup sungguh ana menuliskannya dalam rasa bersalah. Dan bendungan itu tak kuasa menahan kejolak genangan yang telah ditahan, akhirnya sesekali menetes . Tapi inilah ana dengan segala keterbatasan insaniyah. Maafkan ana yang belum bisa seperti Ust Hasan Al Banna dalam berdakwah, yang mobitas dalam berdakwahnya tak diragukan lagi. Yang mampu memberikan daurah di sekian Ratus klometer dari tempat tinggalnya, dan paginya ia sambung di tempat lain dengan kuliah subuh, dan di rasutusan kilometer lagi ia memberikan liqo kepada masyarakat dan dapat memberikan pengaruh yang besar bagi shabab (pemuda) yang dijumpai.

Akhi fillah Usup maafkan ana jika ana terlalaikan dalam amanah yang atum berikan, jarang hadir dalam suro, diam seribu bahasa. Sekali lagi ana katakan ‘jikalau tubuh ini mampu untuk dibagi-bagi, maka akan ana lakukan agar tidak ada lagi amanah yang terzolimi’. Akhi fillah dalam diamnya ana bukan ana tak memikirkan dakwah kita hanya saja di tempat lain ada amanah yang lebih membutuhkan ana. Sesungguhnya ana ingin sekali kita berkumpul bersama membahas PR-PR dakwah kita. Tetapi saat ini ana mulai di di hamparkan sebuah amanah yang itu ana harus memikirkannya matang-matang, karena ana menjadi kiyadah disana. Sama seperti antum memimpin insaniyah juga. Bahkan ana harus sesering kali melihat perkembangan dakwah di Universitas lain dan itu bukan satu dua. Terlebih Universitas yang berada di daerah-daerah dan bukan atum saja yang ana tinggalkan lebih buruknya meninggalkan jam perkuliahan. Dan ana harus dihadapkan untuk mengikuti Rapat kerja-kerja Dakwah di luar Propinsi, menyusun bagaimana kestabilan dakwah di setiap daerah harus terjaga, menyiapkan sumberdaya manusia yang mempuni.

Akhi fillah Iman ini agaknya bukan bongkahan batu karang yang tegak kokoh, dia hidup bagai cabang menjulang dan dedaunan rimbun selalu tumbuh, dan menuntut akarnya, menggali kian dalam, juga merindukan cahaya mentari, embun, dan udara pagi.
Tak banyak yang bisa ana ceritakan. Ini pun hanya sekedar tabayun terhadap kita. Ada Amniyah (Rahasia) lain yang belum ana bisa katakan kepada antum. Nanti sekiranya, amtum sudah faham dengan semua ini maka antum akan mengetahuinya sekalipun tanpa ana kisahkan. Karena bagi ana menunaikan amalan disaksikan Allah itu melegakan bagi jiwa. Tak perlu semuanya tau.
fahamilah kita ini bukan perkumpulan orang-orang yang menganggur, mengatur dengan jari telunjuk, bukan! Itu bukan kita!. Kita itu ‘
Nahnu Du'aatun Qabla Kulli Syai'in’ ya tidak bisa di pungkiri kita ini da’i sebelum menjadi apapun. Sebenarnya banyak tuntutan seorang du’at di mana2 jika kita mau berfikir.

Akhi fillah bukan ana ingin menjauh dari amanah ini. Sungguh ini mungkin kurangnya ana dalam memenejemen setiap langkah. Ana yakin antum sudah lebih Ber-kafaah dalam dakwah ini.

Akhi fillah banyak sekali masalah ikhwah dimanapun Harokahnya, akhi di saat antum tidak menggambil bagian dari dakwah in,i maka banyak ikhwah yang menangi, disaat ia menggendarai motor, ia berani menangis karena wajahnya tertutupi helm. Ia menangis karena tak kuat menahan amanah dakwah ini, akhi disaat antum kecewa dengan orang yang dulunya engkau percaya, ikhwah lain sebenarnya lebih banyak kecewa darimu. Tapi ia selalu senantiasa untuk merajut kembali jalan dakwah ini, dan tetap bertahan. Karena mereka sadar ‘kekecewaan adalah hal yang manusiawi tapi dakwah harus selalu terukir dalam Hati’.

Akhi fillah disaat atum kecewa dengan beberapa amanah yang tak dijalankan. Sebenarnya ikhwah lain diluar sana ada yang lebih kecewa dan alasan yang kuat dan berkali-kali lipat dari antum. Tetapi mereka sadar akhi akan tujuan hidup yang sebenarnya. Mereka memang punya banyak alasan, tetapi mereka tidak beralasan dalam jalan dakwah. Untuk Alloh, Demi Alloh. Mereka disaat lelah yang sangat masih menyempatkan diri untuk bangun dari tidurnya menengadahkan tangan dihadapan Rabb-Nya. Bukan untuk meminta sesuatu akhi. Tetapi mereka menangis, curhat ke Alloh, berharap Alloh meringankan Amanah mereka, mengisi perut yang kosong karna uang yang habis untuk membiayai dakwah.

Akhi fillah. Sungguh dakwah ini jalan yang berat, jalan yang terjal. ‘Dakwah ini bukan sebatas teori tapi pengalaman dan pengamalan akhi’. Tidak ada kata ” jadilah” maka akan terjadi. ‘Yang ada adalah “jadilah” lalu antum bergerak untuk  menjadikannya akhi’.itulah dakwah. Ilmu yang kau jadikan ia menjadi.

Akhi fillah jika saudaramu menangis setiap hari bolehkah mereka meminta bantuanmu. Meminjam bahu mu. Dalam berkumpul dan berjuang bersama-sama agar mereka dapat menyimpan butiran tangisnya untuk berterimakasih kepadamu. Juga untuk tangis haru saat mereka bermunajat kepada Alloh.

Akhi fillah terimakasih. Maafkan daku yang fakir ilmu ini. Tentu segala luka dan kecewa tampak kan malu dan meniada. Ketika kita insyafi bahwa Alloh Yang Maha Mengatur tak pernah keliru dan tak pernah Aniayah. Smoga bisa jadi nutrisi untuk jiwa kita... Aamiin.



ditulis oleh: Andi Wirman Moeslem (Anggota Humas Rois Feb Unila)

Sunday, November 2, 2014

SUATU ketika, Hujjatul Islam, Syeikh Ibnu Taimiyah sedang berbicara dengan kelompok penganut Bathiniyah – sebuah gerakan sufi sesat.
“Apa yang ada padamu sebenarnya Ibnu Taimiyah? Bila kami datang pada kalian, yakni Ahlus Sunnah, wibawa kami luntur, tapi bila kami pergi ke Tartar -Mongolia yang kafir itu—wibawa kami justru muncu.
Ulama penghafal Quran, yang dikenal menguasai ilmu fiqih, hadits, tafsir dan ilmu ushul ini kemudian menjawab ;
 
“Tahukah kalian, perumpamaan antara kami, kalian dan orang-orang Tartar itu? Kami ibarat kuda-kuda berwarna putih, kalian ibarat kuda-kuda berwarna belang-belang, sedangkan orang Tartar itu ibarat kuda hitam. Jika yang belang masuk ke dalam kelompok yang hitam, maka seakan-akan berwarna putih, dan jika berkumpul dengan yang berwarna putih, maka seakan-akan berwarna hitam. Kalian masih sedikit cahaya. Jika kalian datang pada kami –orang-orang yang memiliki cahaya terbesar dan Sunnah—maka tampaklah kegelapan dan warna hitam yang ada pada kalian. Demikianlah perbandingan antara kami dan kalian, kami dan orang-orang Tartar itu.”.
A. Keutamaan Bulan Muharram

Nabi Muhammad Saw bersabda, "Ibadah puasa yang paling baik setelah puasa Ramadan adalah berpuasa di bulan Muharram."
Meski puasa di bulan Muharram bukan puasa wajib, tapi mereka yang berpuasa pada bulan Muharram akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah Swt. Khususnya pada tanggal 10 Muharram yang dikenal dengan hari 'Asyura.
Ibnu Abbas mengatakan, ketika Nabi Muhammad Saw hijrah dari Makkah ke Madinah, beliau menjumpai orang-orang Yahudi di Madinah biasa berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Menurut orang-orang Yahudi itu, tanggal 10 Muharram bertepatan dengan hari ketika Nabi Musa dan pengikutnya diselamatkan dari kejaran bala tentara Firaun dengan melewati Laut Merah, sementara Firaun dan tentaranya tewas tenggelam.
Mendengar hal ini, Nabi Muhammad Saw mengatakan, "Kami lebih dekat hubungannya dengan Musa daripada kalian" dan langsung menyarankan agar umat Islam berpuasa pada hari 'Asyura. Bahkan dalam sejumlah tradisi umat Islam, pada awalnya berpuasa pada hari 'Asyuradiwajibkan. Kemudian, puasa bulan Ramadhan-lah yang diwajibkan sementara puasa pada hari 'Asyura disunahkan.
Dikisahkan bahwa Aisyah mengatakan, "Ketika Rasullullah tiba di Madinah, ia berpuasa pada hari 'Asyura dan memerintahkan umatnya untuk berpuasa. Tapi ketika puasa bulan Ramadhan menjadi puasa wajib, kewajiban berpuasa itu dibatasi pada bulan Ramadhan saja dan kewajiban puasa pada hari 'Asyura dihilangkan. Umat Islam boleh berpuasa pada hari itu jika dia mau atau boleh juga tidak berpuasa, jika ia mau." Namun, Rasulullah Saw biasa berpuasa pada hari 'Asyura bahkan setelah melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadhan.
Abdullah Ibn Mas'ud mengatakan, "Nabi Muhammad lebih memilih berpuasa pada hari 'Asyura dibandingkan hari lainnya dan lebih memilih berpuasa Ramadhan dibandingkan puasa 'Asyura." (HR Bukhari dan Muslim). Pendek kata, disebutkan dalam sejumlah hadist bahwa puasa di hari 'Asyura hukumnya sunnah.
Beberapa hadits menyarankan agar puasa hari 'Asyura diikuti oleh puasa satu hari sebelum atau sesudah puasa hari 'Asyura. Alasannya, seperti diungkapkan oleh Nabi Muhammad Saw, orang Yahudi hanya berpuasa pada hari 'Asyura saja dan Rasulullah ingin membedakan puasa umat Islam dengan puasa orang Yahudi. Oleh sebab itu ia menyarankan umat Islam berpuasa pada hari 'Asyura ditambah puasa satu hari sebelumnya atau satu hari sesudahnya (tanggal 9 dan 10 Muharram atau tanggal 10 dan 11 Muharram).
Selain berpuasa, umat Islam disarankan untuk banyak bersedekah dan menyediakan lebih banyak makanan untuk keluarganya pada 10 Muharram. Tradisi ini memang tidak disebutkan dalam hadist, namun ulama seperti Baihaqi dan Ibnu Hibban menyatakan bahwa hal itu boleh
dilakukan.

B. Legenda dan Mitos 10 Hari Muharam

Meski demikian banyak legenda dari salah pengertian yang terjadi di kalangan umat Islam menyangkut hari 'Asyura, meskipun tidak ada sumber otentiknya dalam Islam. Beberapa hal yang masih menjadi keyakinan di kalangan umat Islam adalah legenda bahwa pada hari'Asyura Nabi Adam diciptakan, pada hari 'Asyura Nabi Ibrahim dilahirkan, pada hari 'Asyura Allah Swt menerima tobat Nabi Ibrahim, pada hari 'Asyura Kiamat akan terjadi dan siapa yang mandi pada hari 'Asyura diyakini tidak akan mudah terkena penyakit. Semua legenda itu sama sekali tidak ada dasarnya dalam Islam. Begitu juga dengan keyakinan bahwa disunnahkan bagi mereka untuk menyiapkan makanan khusus untuk hari 'Asyura.
Sejumlah umat Islam mengaitkan kesucian hari 'Asyura dengan kematian cucu Nabi Muhmmad Saw, Husain saat berperang melawan tentara Suriah. Kematian Husain memang salah satu peristiwa tragis dalam sejarah Islam. Namun kesucian hari 'Asyura tidak bisa dikaitkan dengan peristiwa ini dengan alasan yang sederhana bahwa kesucian hari 'Asyura sudah ditegakkan sejak zaman Nabi Muhammad Saw jauh sebelum kelahiran Sayidina Husain. Sebaliknya, adalah kemuliaan bagi Husain yang kematiannya dalam pertempuran itu bersamaan dengan hari 'Asyura.
Anggapan-anggapan yang salah lainnya tentang bulan Muharram adalah kepercayaan bahwa bulan Muharram adalah bulan yang tidak membawa keberuntungan, karena Husain terbunuh pada bulan itu. Akibat adanya anggapan yang salah ini, banyak umat Islam yang tidak melaksanakan pernikahan pada bulan Muharram dan melakukan upacara khusus sebagai tanda ikut berduka atas tewasnya Husain dalam peperangan di Karbala, apalagi disertai dengan ritual merobek-robek baju atau memukuli dada sendiri.
Nabi Muhammad sangat melarang umatnya melakukan upacara duka karena meninggalnya seseorang dengan cara seperti itu, karena tindakan itu adalah warisan orang-orang pada zaman jahiliyah.
Rasulullah bersabda, "Bukanlah termasuk umatku yang memukuli dadanya, merobek bajunya dan menangis seperti orang-orang pada zaman jahiliyah."

C. Bulan Pengampunan Dosa

Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam sistem kalender Islam. Kata Muharram artinya 'dilarang'. Sebelum datangnya ajaran Islam, bulan Muharram sudah dikenal sebagai bulan suci dan pada bulan ini dilarang untuk melakukan hal-hal seperti peperangan dan pertumpahan darah.
Seperti sudah disinggung di atas, bahwa bulan Muharram banyak memiliki keistimewaan. Khususnya pada tanggal 10 Muharram. Beberapa kemuliaan tanggal 10 Muharram antara lain Allah Swt akan mengampuni dosa-dosa setahun sebelumnya dan setahun ke depan.

(Buku Al-Islam)

Ingat waktu

Categories

Comments

Pages

Selamat Anda Pengunjung ke

Popular Posts

Hikmah Bersaudara

facebook